MATERI KD 01 OTK HUMAS XI // KONSEP DASAR TATA KELOLA HUMAS // PART 1 RUANG LINGKUP HUMAS
MATERI OTOMATISASI TATA KELOLA HUMAS DAN KEPROTOKOLAN
MATERI KD 01
KONSEP DASAR TATA KELOLA HUMAS
PART
1
RUANG
LINGKUP HUMAS
Sejarah Humas di Indonesia
Sejarah perkembangan Public Relations di Indonesia secara
konsepsional terjadi pada tahun 1950-an. Kala itu berdiri organisasi HUMAS pertama
kali di perusahaan perminyakan negara ( Pertamina). Peranan divisi HUPMAS (
Hubungan Pemerintah dan Masyarakat ) Pertamina ini sangat penting dalam upaya
menjalin hubungan komunikasi timbal balik dengan pihak klien, relasi bisnis,
perusahaan swasta/BUMN/Asing dan masyarakat.
Bapak
Rosady Ruslan, SH, MM membagi perkembangan public relations di Indonesia dalam
4 periode yaitu, sebagai berikut :
1.
Periode 1 ( Tahun 1962 )
Secara resmi pembentukan HUMAS di Indonesia lahir melalui Presidium Kabinet PM
Juanda, yang menginstruksikan agar setiap instansi pemerintah harus membentuk
bagian/divisi HUMAS. Dijelaskan pula garis besar tugas kehumasan dinas
pemerintah adalah : Tugas strategis yaitu ikut serta dalam proses pembuatan
keputusan oleh pimpinan hingga pelaksanaaannya. Dan tugas taktis yaitu
memberikan informasi, motivasi, pelaksanaaan komunikasi timbal balik dua arah
supaya tercipta citra atas lembaga/institusi yang diwakilinya.
2.
Periode 2 ( Tahun 1967 – 1971 )
Pada periode ini terbentuklah Badan Koordinasi Kehumasan
(Bakohumas). Tata kerja badan ini antara lain ikut serta dalam berbagai
kegiatan pemerintah dalam pembangunan, khususnya di bidang penerangan dan
kehumasan, serta melakukan pembinaan dan pengembangan profesi kehumasan.
Tahun 1967, berdiri Koordinasi antar Humas Departemen/ Lembaga
Negara yang disingkat “Bakor” yang secara ex officio dipimpin oleh pimpinan
pada setiap departemen.
Tahun 1970- 1971, Bakor diubah menjadi Bako-humas (Badan
Koordinasi Kehumasan Pemerintah ) yang diatur melalui SK Menpen No.
31/Kep/Menpen/tahun 1971. Yang menjelaskan sebagai institusi formal dalam
lingkungan Departemen Penerangan RI. Bakohumas tersebut beranggotakan Humas
departemen, Lembaga Negara serta unit usaha negara/BUMN. Kerjasama antara Humas
departemen/institusi tersebut menitikberatkan pada pemantapan koordinasi,
integrasi, dan sinkronisasi dalam operasi penerangan dan kehumasan.
3.
Periode 3 ( Tahun 1972 – 1993 )
Periode ini ditandai dengan munculnya Public Relations
kalangan profesional pada lembaga swasta umum. Dengan indikator sebagai
berikut:
a. Tanggal 15 desember 1972
didirikannya Perhimpunan Hubungan Masyarakat Indonesia ( Perhumas ) sebagai
wadah profesi HUMAS oleh kalangan praktisi swasta dan pemerintah. Seperti
wardiman Djojonegoro ( mantan mendikbud), Marah Joenoes (mantan kahupmas
Pertamina), dll
Pada konvensi Nasional HUMAS di Bandung akhir tahun 1993
lahirlah Kode Etik Kehumasan Indonesia ( KEKI ). Perhumas juga tercatat sebagai
anggota International Public Relations Association ( IPRA) dan ASEAN Public
Relations Organization (FAPRO).
b.
Tanggal 10 April 1987 di jakarta, terbentuklan suatu wadah
profesi HUMAS lainnya yang disebut dengan Asosiasi Perusahaan Public Relations
( APPRI ). Tujuannya adalah sebuah wadah profesi berbentuk organisasi
perusahaan – perusahaaan public relations yang independen (konsultan jasa
kehumasan ).
4.
Periode 4 ( Tahun 1995 – sekarang )
Periode ini Public Relations berkembang di kalangan swasta
bidang profesional khusus ( spesialisasi PR/HUMAS bidang industri pelayanan
jasa). Dengan indikator sebagai berikut:
1)
Tanggal 27 November 1995 terbentuk Himpunan Humas Hotel
Berbintang ( H-3). Himpunan ini diperuntukkan sebagai wadah organisasi profesi
HUMAS bidang jasa perhotelan, berkaitan erat dengan organisasi PHRI (
Perhimpunan Hotel dan Restoran di Indonesia).
2)
Tanggal 13 september 1996 diresmikannya Forum Komunikasi Antar
Humas Perbankan ( FORKAMAS) oleh Gubernur BI Soedradjad Djiwandono. Forum ini resmi
bagi para pejabat HUMAS ( Public Relations Officer ), baik bank pemerintah (
HIMBARA), swasta ( PERBANAS), dan asing yang beroperasi di bidang jasa
perbankan di Indonesia.
3)
Keluarnya SK BAPEPAM No.63/1996, tentang wajibnya pihak emiten
(perusahaan yang go public) di Pasar Bursa Efek Jakarta ( BEJ) dan Bursa Efek
Surabaya memiliki lembaga Corporate Secretary.
4)
Berdirinya PRSI ( Pulic Relations Society of Indonesia ) pada
tanggal 11 november 2003 di Jakarta. ini menyerupai PRSA ( Public Relations
Society of Amerika), sebuah organisasi profesional yang bergengsi dan
berpengaruh serta mampu memberikan sertifikasi akreditasi PR Profesional (APR)
di Amerika yang diakui secara internasional.
PRSI atau Masyarakat PR Indonesia (MAPRI) pertama kali
dipimpin oleh August Parengkuan seorang wartawan senior harian Kompas dan
mantan ketua Perhumas-Indonesia. Tujuan organisasi ini adalah meningkatkan
kesadaran, kepedulian, kebersamaan, pemberdayaan serta pastisipasi para
anggotanya untuk berkiprah sebagai PR professional dalam aktivitas secara
nasional maupun internasional.
Pengertian Humas
Hubungan masyarakat atau Public Relations adalah suatu usaha
yang sengaja dilakukan, direncanakan secara berkesinambungan untuk menciptakan
saling pengertian antara sebuah lembaga/institusi dengan masyarakat.
Hubungan masyarakat juga dapat diartikan sebuah seni sekaligus
ilmu sosial dalam menganalisa kecenderungan, meramalkan konsekuensinya,
memberikan pengarahan kepada pimpinan institusi/lembaga dan melaksanakan
program-program terencana yang dapat memenuhi kepentingan baik institusi maupun
lembaga tersebut maupun masyarakat yang terkait.
Public Relations (PR) merupakan fungsi manajemen untuk
mencapai target tertentu yang sebelumnya harus mempunyai program kerja yang
jelas dan rinci, mencari fakta, merencanakan, mengkomunikasikan, hingga
mengevaluasi hasil-hasil apa yang telah dicapainya.
Secara spesifik, definisi umum Publik Relation disimpulkan
sebagai seni dan gabungan dari disiplin ilmu manajemen, komunikasi, psikologi,
sosial dan marketing, untuk membentuk agar perusahaan atau lembaga, nama dan
produknya menjadi disukai dan dapat dipercaya oleh publiknya.
Oleh karena itu dikatakan, “Public Relations merupakan fungsi
manajemen yang menilai sikap publik, mengidentifikasikan kebijaksanaan dan tata
cara seseorang atau organisasi demi kepentingan publik, serta merencanakan dan
melakukan suatu program kegiatan untuk meraih pengertian, pemahaman, dan
dukungan dari publiknya”
Pada hakekatnya makna dari “hubungan masyarakat” (humas,
kehumasan, public relations) adalah prilaku atau sikap untuk menjadi tetangga
dan warga yang baik.
Empat Model Humas
Pada tahun 1984, James E.Grunic dan Todd Hunt mengajukan empat
model public relations yang didasarkan kepada komunikasi,riset dan etika. Dan
semenjak itu juga Grunic dan tim ilmuwan mengajukan model baru yang memperkaya
pehaman kita tentang bagaimana public relations itu dipraktikkan. Terdapat 4
model public yang dicetuskan oleh Grunic yaitu :
1)
Agen Pemberitaan (Press Agentry)
Adalah sebuah model dimana informasi bergerak satu arah-dari
organisasi menuju publik. Model ini merupakan bentuk paling tua dari public
relations dan model ini bermakna sama dengan promosi dan publisitas. Dalam
model press agentry ini praktisi public relations selalu mencari kesempatan
agar nama baik kelompok mereka dapat dikenal oleh media. Dalam praktek ini
mereka menggunakan taktik propaganda, seperti penggunaan nama artis dan alat
yang bisa digunakan untuk memancing perhatian orang, seperti pemberian hadiah
gratis, diskon harga, dll. Semakin keras mereka bersuara, maka akan banyak pula
perhatian dan simpati masyarakat. Intinya model ini untuk mempersusasi opini
publik.
Contoh : misalnya seperti zaman sekarang ini para artis
sering mencari sensasi dengan membuat sebuah masalah agar artis tersebut
mendapat perhatian dari public, mereka terkadang bekerja sama dengan
seorang wartawan untuk menaikkan popularitasnya
2)
Informasi Public
Tujuan utama dari model ini adalah untuk memberikan
informasi kepada public dan bukan untuk publisitas atau promosi seperti padal
model press agentry. Namun tetap saja alur komunikasi dalam model ini bersifat
satu arah. Pada saat ini model informasi public mewakili praktik public
relations di institusi atau lembaga yang ada di dalam masyarakat, seperti di
pemerintahan, lembaga pendidikan bahkan di beberapa korporasi. Para praktisi
public relations yang menggunakan model ini jarang sekali melakukan riset
untuk terhadap audensi mereka untuk menguji kejelasan pesan yang akan mereka
sampaikan, mereka cenderung memutuskan sendiri (tanpa riset) tentang informasi
apa yang paling baik dikomunikasikan kepada public mereka.
Contoh : anggota kepolisian ingin mensosialisasikan kepada
public tentang peraturan lau lintas , namun para anggota kepolisian ini
menyampaikan pesan hanya sebatas pengetahuannya tanpa menggunakan riset atau
survey di lapangan terlebih dahulu
3)
Model Asimetris
Model ini memandang public relations sebagai kerja persusasi
ilmiah. Model asimetris menerapkan metode riset ilmu sosial untuk meningkatkan
evektivitas persuasi dari pesan yang disampaikan. Praktisi public relations
model ini menggunakan survei, wawancara dan fokus grup untuk mengukur serta menilai
public sehingga mereka bisa merancang program yang bisa mendapat dukungan
public. Namun organisasi dengan model ini masih tertarik mengenai bagaimana
public menyesuaikan diri dengan mereka ketimbang sebaliknya, organisasi yang
menyesuaikan dengan public.
Contoh : seorang event organizer akan mengadakan sebuah acara
di sebuah desa, jadi seorang EO ini langsung terjun ke lapangan untuk mensurvey
lokasi tersebut. Dan agar acaranya diminati oleh masyarakat setempat maka
seorang EO tersebut harus mengetahui selera yang diminati oleh masyarakat
4)
Model Simetris
Menggambarkan sebuah orientasi public relations dimana
organisasi dan public saling menyesuaikan diri. Model ini berfokus pada
penggunaan metode riset ilmu sosial untuk memperoleh rasa saling pengertian
serta komunikasi dua arah antara public dengan organisasi ketimbang persuasi
satu arah.
Contoh : petugas kesehatan sedang melakukan survey di beberapa
sekolah untuk mengetahui kualitas jajanan yang ada di sekolah tersebut. Dan
dari survey tersebut para petugas banyak menemukan jajanan yang mengandung zat
berbahaya , sehingga para orang tua lebih waspada untuk mengawasi
putra-putrinya agar tidak jajan sembarangan
Karakteristik Humas
Pada umumnya Hubungan masyarakat,
atau sering disingkat humas (bahasa Inggris : public relation) adalah seni
menciptakan pengertian publik yang lebih baik sehingga dapat memperdalam
kepercayaan publik terhadap suatu individu/ organisasi. Sebagai sebuah profesi
seorang Humas bertanggung jawab untuk memberikan informasi , mendidik,
meyakinkan, meraih simpati, dan membangkitkan ketertarikan masyarakat akan
sesuatu atau membuat masyarakat mengerti dan menerima sebuah situasi.
Ada 4 (empat) ciri utama humas yang
disebut sebagai karakteristik humas, diantaranya yaitu :
·
Adanya Upaya Komunikasi Yang Bersifat Dua Arah
Hakekat humas adalah komunkasi.
Namun tidak semua komunikasi dikatakan humas. Komunikasi yang menjadi cirri
kehumasan adalah komunikasi dua arah yang memungkinkan terjadinya arus
informasi timbale balik.
·
Sifatnya Yang Terencana
Sifat humas yang terencana
mengandung pengertian bahwa kerja / aktivitas humas merupakan kerja / aktivitas
yang berkesinambungan, memiliki metode terintegrasi dengan bagian lain dan
hasilnya tangible (nyata). Syarat terencana dan dan berkesinambungan ini merupakan
salah satu sarat yang dinilai dalam kompetisi tertinggi program PR
internasional, yakni Golden World Award For Excellence in PR (GWA).
·
Berorientasi Pada Organisasi / Lembaga
Denngan mencermati orientas
tersebut, maka syarat mutlak dalam kerja humas adalah pemahaman yang tinggi
terhadap visi,misi, dan budaya organisasi / lembaga. Visi, misi, dan budaya
organisasi / lembaga inilah yang menjadi materi utama humas, sehingga dapat
mencapai tujuan humas dan mendukung tujuan manajemen lainnya, termasuk tujuan
marketing.
·
Sasarannya Adalah Publik
Yaitu suatu kelompok dalam
masyarakat yang memiliki karakteristik kepentingan yang sama. Jadi sasaran
humas bukanlah perorangan, hal ini perlu disampaikan sebab masih ada orang yang
mengistilahkan PR sebagai personal Relation.
Tujuan Humas
Humas pada hakikatnya adalah
aktivitas, maka sebenarnya tujuan humas dapat dianalogikan dengan tujuan
komunikasi, yaitu adanya penguatan dan perubahan kognisi, afeksi dan perilaku
komunikannya. Dengan demikian, rumusan yang paling tepat mengenai tujuan humas
adalah sebagai berikut:
·
Terpelihara dan Terbentuknya Saling Pengertian (Aspek Kognisi)
Yaitu membuat public dan organisasi
/ lembaga saling mengenal. Baik mengenal kebutuhan, kepentingan, harapan,
maupun budaya masing-masing. Dengan demikian aktivitas kehumasan harusnya
menunjukkan adanya usaha komunikasi untuk mencapai saling kenal dan mengerti
tersebut. Sifat komunikasinya cenderung informative saja.
·
Menjaga dan Membentuk Saling Percaya (Aspek Afektif)
Artinya lebih pada tujuan emosi,
yakni pada sikap (afeksi) saling percaya (mutual confidence). Untuk mencapai
tujuan saling percaya ini, prinsip-prisip komunikasi persuasif dapat
diterapkan. Sikap saling percaya keberadaannya masih bersifat laten
(tersembunyi), yakni ada pada keyakinan seseorang (publik) akan
“kebaikan/ketulusan” orang lain (organisasi/lembaga akan “kebaikan/ketulusan
publiknya.
Memelihara dan menciptakan kerja
sama (Aspek Psikomotoris)
Yaitu dengan komunikasi diharapkan
akan terbentuknya bantuan dan kerja sama nyata. Artinya, bantuan dan kerja sama
ini sudah dalam bentuk perilaku atau termanifestasikan dalam bentuk tindakan
tertentu.
Mengacu dari ketiga tujuan di atas,
dapat diambil kesimpulan bahwa setelah pengetahuan/pikiran dibuka, emosi atau
kepercayaan disentuh maka selanjutnya perilaku positif dapat diraih. Pada
akhirnya, semua itu kembali pada tujuan yang lebih besar yakni, terbentuknya
citra/ image yang fafourable tehadap organisasi/lembaga dimana humas berada.
Peranan Humas
Peranan humas dapat digolongkan
menjadi 4 (empat) peran, diantanya yaitu:
1.
Expert Preciber Communication
Petugas PR dianggap sebagai orang
yang ahli. Dia menasehati pimpinan perusahaan/ organisasi. Hubungan mereka
diibaratkan seperti hubungan dokter dan pasien.
2.
Problem Solving Process Facilitator
Yakni peranan sebagai fasilitator
dalam proses pemecahan masalah. Pada peranan ini petugas humas melibatkan diri
atau dilibatkan dalam setiap manajemen (krisis). Dia menjadi anggota tim,
bahkan bila memungkinkan menjadi leder dalam penanganan krisis manajemen.
3.
Communication Facilitator
Peranan petugas humas sebagai
komunikasi antara perusahaan/organisasi dengan publik. Baik dengan publik
exsternal maupun internal. Istilah yang paling umum adalah sebagai jembatan
komunikasi antara publik dengan perusahaan. Sebagai media atau penengah bila
terjadi miscommunication.
4.
Tehnician Comunication
Di sini petugas humas dianggap
sebagai pelaksana teknis komunikasi. Dia melayani layanan di bidang teknis,
sementara kebijakan dan keputusan teknik komunikasi mana yang akan digunakan
bukan merupakan keputusan petugas humas, melainkan keputusan manajemen dan
petugas humas yang melaksanakan.
Peranan yang paling sering
dilakukan petugas humas sangat tergantung dari beberapa hal, Antara lain system
budaya organisasi/perusahaannya, tersedianya sumber daya manusia yang
berkualitas, struktur organisasi/perusahaan yang menentukan wewenang dan
kebijakan humas, serta cirri khas kehumasan sebuah organisasi/perusahaan.
Sementara peranan ideal menginginkan humas dapat terlibat hingga di tingkat
messo/manajerial.
Tugas Humas
Ada tiga tugas humas dalam
organisasi/lembaga yang berhubungan erat dengan tujuan dan fingsi humas. Ketiga
tugas tersebut adalah sebagai berikut:
Menginterpretasikan, menganalisis
dan mengevaluasi kecenderungan perilaku publik, kemudian direkomendasikan
kepada manajemen untuk merumuskan kebijakan organisasi/lembaga.
Mempertemukan kepentingan
organisasi/lembaga dengan kepentingan publik. Kepentingan organisasi/lembaga
dapat jadi jauh berbeda dengan kepentinga publik dan sebaliknya, namun dapat
juga kepentingan ini jauh berbeda bahkan dapat juga kepentingannya sama.
Mengevaluasi program-program
organisasi/lembaga,khususnya yang berkaitan dengan publik. Tugas mengevaluasi
program manajemen ini mensyaratkan kedudukan dan wewenang humas yang tinngi dan
luas. Karena tugas ini dapat berarti humas memiliki wawanang untuk memberi
nasehat apakah suatu program sebaiknya di teruskan ataukah ditunda/dihentikah.
Kegiatan Humas
Kegiatan merupakan implementasi
dari tugas. Dengan demikian, kegiatan humas sebenarnya adalah implementasi dari
tugas humas untuk mencapai tujuan humas dan menjalankan fungsi dan peranannya
secara mennyeluruh.
Kegiatan humas pada hakikatnya
adalah kegiatan berkomunikasi dengan berbagai macam simbul komunikasi, verbal
maupun nonverbal. Kegiatan komunikasi nonverbal, sebagian besar adalah
pekerjaan mulai dari menulis proposal, artikel, progress report, menulis untuk
presentasi, menulis untuk pres (press realis), membuat rekomendasi dan lain
sebagainya. Sedangkan verbal lisan antara lain jumpa pers, goert guide / open
house, announcer, presenter,desk informations, dan sebagainya. Kegiatan
komunikasi nonverbal meliputi penyelenggaraan pameran, seminar, special event,
riset / penelitian, pers kliping, dan sebagainya.
Bagian-Bagian dari Fungsi Public Relation :
• Hubungan Internal, adalah bagian
khusus PR yang membangun dan mempertahankan hubungan yang baik dan saling
bermanfaat antara manajer dan karyawan tempat organisasi mengantungkan
kesuksesannya.
• Publisitas, adalah sumber-sumber
informasi yang disediakan oleh PR dan digunakan oleh media karena informasi itu
memiliki nilai berita. Metode penempatan pesan di media ini adalah pesan di
media ini adalah metode yang tak bisa dikontrol (uncontrolled) sebab sumber
informasi tidak memberi bayaran kepada media untuk pemuatan informasi tersebut.
• Advertising, informasi yang
digunakan oleh PR untuk menjangkau audien yang lebih luas, bukan untuk konsumen
yang menjadi sasaran marketing, dimana informasi yang ditempatkan di media oleh
sponsor tertentu yang jelas identitasnya yang membayar ruang dan waktu
penempatan informasi tersebut. Ini adalah metode terkontrol dalam menempatkan
pesan di media.
• Press Agentry,adalah penciptaan
berita dan peristiwa yang bernilai berita untuk menarik media massa dan
mendapatkan perhatian publik. Banyak praktisi PR kadang-kadang menggunakan
taktik press agentry untuk menarik perhatian media kepada kliennya,
organisasinya, atau tujuannya. Tetapi PR lebih dari sekedar press agency.
• Public Affairs adalah bagaian
khusus dari PR yang membangun dan mempertahankan hubungan
pemerintah dan komunitas lokal dalam rangka memengaruhi
kebijakan publik.
• Lobbying adalah bagian khusus
dari PR yang berfungsi untuk menjalin dan memelihara hubungan dengan pemerintah
terutama dengan tujuan memengaruhi penyusunan undang-undang dan regulasi.
• Manajemen Isu adalah proses
proaktif dalam mengantisipasi, mengindentifikasi, mengevaluasi, dan merespon
isu-isu kebijakan publik yang memengaruhi hubungan organisasi dengan publik
mereka. Secara administratif atau secara konseptual, manajemen isu adalah
bagian fungsi PR, akan tetapi, jika dilihat sebagai komunikasi persuasif, ia
menjadi taktik untuk memengaruhi kebijakan publik, bukan sebagai bagian dari perencanaan
strategi organisasi.
• Hubungan Investor adalah bagian
dari PR dalam perusahaan korporat yang membangun dan menjaga hubungan yang
bermanfaat dan saling menguntungkan dengan shareholder dan pihak lain di dalam
komunikasi keuangan dalam rangka memaksimalkan nilai pasar
• Pengembangan adalah bagian khusus
dari PR dalam organisasi nirlaba yang bertugas membangun dan memelihara
hubungan dengan donor dan anggota dengan tujuan mendapatkan dana dan dukungan
sukarela.
Fungsi Hubungan Masyarakat
Dalam buku Public Relations : Teori
dan Praktek yang ditulis oleh Djanalis Djanaid (1993) disebutkan dua fungsi
yaitu :
1. Fungsi Konstruktif
Peranan humas dalam hal ini
mempersiapkan mental publik untuk menerima kebijakan organisasi untuk
mengetahui kepentingan publik,mengevaluasi perilaku publik maupun organisasi
untuk direkomendasikan kepada manajemen,menyiapkan prakondisi untuk mencapai
saling pengertian,percaya dan saling membantu terhadap tujuan-tujuan publik
atau organisasi yang diwakilinya.
2. Fungsi Korektif
Berperan sebagai problem
solver,yakni apabila sebuah organisasi atau lembaga terjadi masalah-masalah
atau krisis dengan publik,maka humas harus berperan dalam mengatasi
terselesaikannya masalah tersebut.
Sementara Cutlip and Center
mengatakan bahwa fungsi PR meliputi hal-hal berikut
1.
Menunjang kegiatan manajemen dan mencapai tujuan organisasi.
2.
Menciptakan komunikasi dua arah secara timbal balik dengan
menyebarkan informasi dari perusahaan kepada publik dan menyalurkan opini
publik pada perusahaan.
3.
Melayani publik dan memberikan nasehat kepada pimpinan
organisasi untuk kepentingan umum.
4.
Membina hubungan secara harmonis antara organisasi dan
publik,baik internal maupun eksternal.
Kegiatan-kegiatan Hubungan Masyarakat
1. Customer relations seperti
membangun hubungan baik dengan pihak luar,maksudnya menjalin hubungan baik
antara perusahaan dengan public dan hubungan dengan konsumen.
2. Employee relations, seperti
membangun hubungan antara pimpinan dengan bentuk kerjasama dan komunikasi yang
baik antara atasan dan bawahan.
3. Community relations, seperti
membangun hubungan baik dengan pihak-pihak yang selama ini telah melakukan
kerja sama dengan perusahaan yang kita wakili, menjaga hubungan yang baik
dengan masyarakat sekitar perusahaan dan komunitas-komunitas masyarakat
tertentu.
4. Government relations, seperti
menjalin hubungan yang baik dengan pemerintah.
5. Media Relations, seperti menjalin
hubungan baik dengan media, karna kerja humas tidak akan pernah berhasil tanpa
adanya kerjasama yang baik dengan media, jadi hubungan itu harus dijaga dengan
baik dan tidak ada yang dirugikan.
Kedudukan Humas dalam Manajemen
Kedudukan Hubungan Masyarakat
sebagai suatu lembaga fungsional masih merupakan suatu permasalahan di tanah
air kita, sekalipun di negara-negara industri lembaga ini sudah menduduki
posisi yang penting di dalam suatu organisasi atau perusahaan. Di tanah air
kita posisi Hubungan Masyarakat masih belum jelas, terutama pads
instansi-instansi pemerintahan, sekalipun di.kalangan perusahaan swasta sudah
menduduki posisi yangbaik, namun hanya pada beberapa perusahaan sudah menduduki
posisi "top management".
Tentunya Anda faham apa yang
dimaksudkan dengan posisi "top management", yang tidak lain
kedudukan Hubungan Masyarakat mendapat tempat sebagai mestinya sebagai suatu
lembaga yang dekat pada pimpinan, suatu posisi yang ideal. Oleh karena Hubungan
Masyarakat sekalipun belum merupakan suatu lembaga "pengambil
keputusan" tetapi berperan untuk menjembatani hubungan antara pimpinan
dengan publik, balkeksternal maupun internal. Pada instansi-instansi
pemerintahan Hubungan Masyarakat banyak yang masih merupakan bagian suatu biro,
bahkan praktisinya ditugaskan sebagai notulis, petugas protokol dan membuat
kliping. Pemerintah sendiri, melalui Departemen Penerangan dan Departemen Dalam
Negeri telah mengeluarkan pedoman yang mengarah agar Hubungan Masyarakat
pernerintah ditempatkan pada posisi yang fungsional, sebagai penyalur dan
pembawa suara pernerintah.
Dalam kaitan dengan kedudukan
Hubungan Masyarakat di dalam organisasi, pakar PR Bertrand R. Canfield
menegaskan: "Oleh karena setiap tindakan dan kebijakan manajemen suatu
perusahaan melibatkan Hubungan Masyarakat maka adalah wajar apabila lembaga ini
berfungsi sebagai `top management', dan eksekutifnya seorang tenaga
pimpinan (major officer)." Mungkin masalah kedudukan lembaga
Hubungan Masyarakat di dalarn organisasi bagi banyak organisasi terbentur pada
struktur organisasi yang berlaku, sehingga sulit untuk memecahkan posisi
Hubungan Masyarakat. Namun, ada `jalan keluar ' yang mungkin dapat dipikirkan
dan dijadikan bahan pertimbangan, yaitu pimpinan dalam hal ini membentuk
`kelompok staf Direktur Utama' atau kelompok `tenaga 4hli'. Di dalam kelompok
ini dapat dimasukkan unsur Hubungan Masyarakat, yang berdiri sendiri dan
bertanggung jawab pada pimpinan, dan mempunyai wewenang untuk meminta bantuan
atau data tertentu dari semua bidang yang ada di dalam organisasi atau
perusahaan guna memperlancar kedudukannya sebagai pendamping pimpinan. Hubungan
Masyarakat dengan demikian akan mempunyai ruang gerak yang bebas dari liku-liku
birokrasi, yang biasanya dalam banyakhal memperlambat mobilitas Hubungan
Masyarakat, baikdalam membina hubungan dengan khalayak eksternal, terutama
dengan pers, maupun dalam kegiatannya dengan khalayak internal. Dengan posisi
ini tidak berarti Hubungan Masyarakat menjadi `decision makers'(pengambil
keputusan), tetapi hanya berfungsi sebagai suatu lembaga yang dapat bergerak
cepat, dalam kedudukannya sebagai pendamping dan pemasokbahan informasi bagi
pimpinan. Tetapi ada kalanya masukan yang diberikan Hubungan Masyarakat pada
pimpinan mengenai suatu perrnasalahan atau kasus dapat menjadi kebijakan atau
keputusan organisasi atau perusahaan.
Publik Internal dan Eksternal
Publik Internal
Yang termasuk public internal adalah khalayak/public yang menjadi bagian dari
kegiatan usaha pada suatu organisasi atau instansi itu sendiri. Dalam dunia
bisnis PR, Publik Internal ini disesuaikan dengan bentuk daripada organisasi
yang bersangkutan apakah organisasi tersebut berbentuk suatu perusahaan dagang,
instansi pemerintah ataupun lembaga pendidikan. Jadi tergantung dari jenis,
sifat atau karakter dari organisasinya. Jdi public yang termasuk ke dalamnya
pun menyesuaikan diri dengan bentuk dari organisasinya dan umumnya khalayak
atau public tersebut adalah yang menjadi bagian dari kegiatan usaha dari
badan/instansi/perusahaan itu sendiri.
Publik Internal Dan Bentuk Hubungan Internal Perusahaan
a.
Publik
Internal dari perusahaan :
1.Publik Pegawai(employee public)
2.Publik Manajer (manager public)
3.Publik Pemegang Saham (stockholder public)
4. Publik Buruh (labour public)
Khusus untuk Pemegang saham, dalam beberapa buku PR umumnya termasuk ke dalam
Public Internal, tetapi sesuai dengan perkembangan di mana banyak perushaan
yang Go Public, Publik para pemegang saham ini dapat pula dimasukkan ke dalam
Publik Eksternal.
b.
Bentuk
Hubungan dalam Perusahaan
Dengan adanya public internal dalam lingkup kegiatan PR tersebut memberikan
konsekuensi pada berbagai hubungan bagi masing-masing public internal. Sifat
hubungannya disebut hubungan internal (Internal Relations). Beberapa bentuk
hubungan internal dalam perusahaan :
1.Employee Relations (hubungan dengan para pekerja/para karyawan).
2.Stockholder Relations (hubungan dengan para pemegang saham)
3.Labour Relations (hubungan dengan pada buruh)
4. Manager Relations (hubungan dengan para manajer)
Employee Relations (Hubungan dengan Para Pegawai)
Kegiatan public relations untuk memelihara hubungan, khususnya antara manajemen
dengan para karyawannya. Hubungan ini dalam rangka kepengawaian secara formal.
Employee public/public pegawai adalah salah satu internal public yang dijadikan
salah satu sasaran dari kegiatan PR di dalam usaha untuk mencapai tujuan
organisasi. Mereka merupapakan suatu potensi yang sangat berarti dalam
organisasi, potensi mana yang dapat dikembangkan lebih baik dari sebelumnya.
Seorag PRO haruslah berkomunikasi secara langsung dengan karyawan, ia harus
senantiasa mengadakan kontak pribadi (personal contact), misalnya dengan
bercakap-cakap dengan mereka sehingga dapat mengetahui kesulitan, keinginan,
harapan, dan perasaanya. Onong Uchyana Effendi menyatakan bahwa kegiatan untuk
menciptakan hubungan baik dengan para pegawai dapat dilakukan melalui :
- Upah yang cukup
- Perlakuan yang adil
- Ketenengan kerja
- Perasaan diakui
- Penghargaan atas hasil kerja
- Penyaluran perasaan
Menurut Kustadi Suhandang, membina hubungan baik dengan para karyawan dapat
dilakukan melalui kegiatan :
- Pemberian pengumuman-pengumuman
- Buku Pegangan Pegawai
- Personal Calls- Pertemuan Berkala
- Kotak Suara (kotak Saran)
- Hiburan dan Darmawisata
- Olah Raga
- Study Tour
- Training
- Hadiah-hadian dan Penghargaan
- Klinik dan Rumah Obat
- Tempat-tempat Ibadah
- Tempat-tempat Pendidikan
Manager Relations (Hubungan dengan para manajer)
Kegiatan public relations untuk memelihara hubungan baik dengan para manajer di
lingkungan perusahaan. Manager adalah orang-orang yang dapat mengabdikan
dirinya bagi kepentingan perusahaan melalui kemampuannya dalam mengelola
perusahaan agar dapat menghasilkan keuntungan sesuai dengan tujuan perusahaan.
Karena manajer merupakan orang-orang pilihan, maka baginya perlu dilakukan
kegiatan khusus untuk diperlakukan sebagai orang yang dianggap penting. Dalam
hal ini jika manager diperlakukan untuk dapat mampu membuat, menetapkan
keputusan, sampai pada menyampaikan keputusan yang berkaitan dengan berbagai
kebijakan manajemen di bidangnya bahkan mungkin di bidang umum. Ini berarti
mereka mempunyai kontribusi terhadap berbagai kebijakan manejemen yang sangat
menentukan maju mundurnya perusahaan. Untuk kondisi ini mereka merupakan
orang-orang yang dituntut untuk dapat memikul tanggung jawab besar bagi
perusahaan. Untuk konsekuensi ini, maka dapat dilakukan berbagai kegiatan untuk
melakukan hubungan baik dengan para manajer, misalnya :
1. Memberlakukan adanya uang tunjangan jabatan
2. Uang Resiko Jabatan
3. Kegiatan coffee morning diantara para manajer dalam rangka membina hubungan
dan bahkan memungkinkan adanya keluaran ide kebijakan bagi perusahaannya.
4. Koordinasi kerja antar bagian
5. Jika memungkinkan menyediakan alat transfortasi bagi kepentingan dinas
6. Rumah dinas, dsb.
Labour Relations (Hubungan dengan para buruh)
Kegiatan public relations dalam rangka memelihara hubungan antara pimpinan
dengan serikat buruh dalam perusahaan dan turut menyelesaikan masalahmasalah
yang timbul antara keduanya, disinilah letak peranan public relations dimana ia
harus mengadakan tindakan-tindakan preventif mencegah timbulnya
kesulitan-kesulitan. Dengan demikian PR berarti turut juga melancarkan hubungan
yang harmonis antara kedua belah pihak. Misalnya :
- Menyelesaikan kasus tentang ada rasa permusuhan terhadap pimpinan dan
sebagainya.
- Tuntutan kenaikan upah sampai terjadinya mogok kerja.
- Kasus PHK, Dll.
Stockholder Relations (Hubungan dengan para pemegang saham)
Kegiatan PR dalam rangka memelihara hubungan dengan para pemegang saham. Ini
sangat penting sebab besar kecilnya modal menentukkan besar kecilnya perusahaan,
sehingga hubungan dengan stockholder ini tidak boleh dikesampingkan oleh pihak
perusahaan. Usaha membina hubungan dengan stockholder tidak lain adalah untuk
tujuan memajukan perusahaan. Komunikasi dengan mereka dapat dilakukan misalnya
dengan cara :
1. Menyatakan selamat kepada pemagang saham yang baru. Komunikasi seperti ini
akan menimbulkan kesan baik, di mana para pemegang sahammerasa dihargai dan
dihormati dan mereka akan menganggap perusahaan kita adalah perusahaan yang
bonafid.
2.Memberikan laporan
Laporan mengenai perkembangan perusahaan adalah merupakan kegiatan komunikasi
yang berfungsi sebagai kegiatan yang harmonis, di mana ini juga menanamkan
kepercayaan pemegang saham kepada perusahaan.
3. Mengirimkan majalah organisasi
Majalah organisasi merupakan medium yang baik untuk membina hubungan
baik/harmonis dengan para pemegang saham, selain majalah intern juga tidak ada
salahnya mereka dikirim majalah intern, sehingga mereka mengetahui atau dapat
mengikuti perkembangan perusahaannya beserta segala kegiatannya.
4. Mengadakan pertemuan
Pertemuan secara face to face adalah bentuk komunikasi yang lain untuk membina
hubungan yang harmonis, meningkatkan pengertian bersama, dan meningkatkan
kepercayaan. Ini dapat dilakukan dengan cara menyelenggarakan pertemuan antara
pimpinan organisasi dengan para pemegang saham sehingga akan menambah eratnya
hubungan, dapat juga diadakan pertemuan lengkap dengan seluruh karyawan,
misalnya acara hala bihalal, peringatan ulang tahun perusahaan pertemuan yang membicarakan
masalah pembagian keuntungan, penjualan saham baru. Dsb.
Publik Internal Dan Bentuk Hubungan Internal Lembaga Pendidikan
a. Publik Internal Lembaga Pendidikan
1. Publik Pimpinan (Manager Public)
2. Publik Fakultas (Faculty Public)
3. Publik Staff (Staff Public/ Employee Public)
4. Publik Yayasan (Foundation Public)
5. Publik Dewan Komisaris/Pengaas atau Dewan Penyantun (Trustee Public)
6. Publik Dosen (Lecturer Public)
7. Publik Mahasiswa (Student Public), dst.
b. Bentuk Hubungan Internal dalam Lembaga Pendidikan
1. Manager Relations (Hubungan dengan public pimpinan)
2. Faculty Relations (Hubungan dengan Publik Fakultas)
3. Staff/Employee Relations (Hubungan dengan Publik Staff/Pegawai)
4. Foundation Relations (Hubungan dengan public Yayasan)
5. Trustee Relations (Hubungan dengan public Dewan Komisaris/Dewan Penyantun)
6. Lecturer Relations (Hubungan dengan Publik Dosen)
7. Student Relations (Hubungan dengan public pelajar/mahasiswa).
Publik Eksternal
Publik Eksternal adalah public yang
berada di luar organisasi/instansi/perusahaan yang harus diberikan
penerangan/informasi untuk dapat membina hubungan baik. Sama juga halnya dengan
public internal maka public eksternal juga menyesuaikan diri dengan bentuk atau
sifat, jenis dan karakter dari organisasi yang bersangkutan. Dengan demikian
maka yang menjadi public kesternal suatu organisasi akan berbeda dengan
organisasi lainnya.
Publik Eksternal Dan Bentuk
Hubungan Eksternal Perusahaan
a. Publik Eksternal suatu Perusahaan
1. Publik Pers (Press Public)
2. Publik Pemerintahan (Government Public)
3. Publik Masyarakat Sekitar (Community Public)
4. Publik Rekanan/Pemasok (Supplier Public)
5. Publik Pelanggan (Costumer Public)
6. Publik Konsumen (Consumer Public)
7. Publik Bidang Pendidikan (Educational Public)
8. Publik Umum (General Public)
b. Hubungan Eksternal suatu
Perusahaan
Dengan adanya public eksternal dalam lingkup kegiatan PR tersebut memberikan
konsekuensi pada berbagai hubungan bagi masing-masing public eksternal. Sifat
hubungannya disebut hubungan eksternal (Eksternal Relations). Beberapa bentuk
hubungan internal dalam perusahaan :
1. Press Relations (Hubungan dengan pihak pers)
2. Government Relations (Hubungan dengan pihak pemerintah)
3. Community Relations (Hubungan dengan masyarakat sekitar)
4. Supplier Relations (Hubungan dengan para rekanan/pemasok)
5. Costumer Relations (Hubungan dengan para pelanggan)
6. Consumer Relations (Hubungan dengan pada konsumen)
7. Educational Relations (Hubungan dengan bidang pendidikan)
8. General Relations (Hubungan dengan Umum)
1. PRESS RELATIONS (Hubungan Dengan
Pihak Pers)
Kegiatan public relations dalam rangka mengatur dan membina hubungan baik
dengan pihak pers.Arti harpiah daripad press adalah percetakan, namun pada
perkembangan selanjutnya istilah pers dapat diartikan sebagai pihak-pihak yang
berkecimpung dalam hal pemberitaan, jadi tidak saja surat kabar, tapi juga
meliputi berbagai media seperti TV, Radio, dsb. Prinsipnya Press Relations
adalah membina hubungan baik dengan orang-orang pers. Disamping membina,
seorang PRO juga harus mengatur dan mengembangkan hubungan baik dengan pers
dsb.
PR harus mempunyai hubungan yang baik dengan pers, sebab mereka mempunyai
peranan penting dalam kemajuan dan perkembangan perusahaan/instansi yang
menyangkut pemberitaan baik negative maupun positif. Jadi pers merupakan kunci
kesuksesan dari kegiatan public relations suatu perusahaan.
• Bentuk Hubungan Pers :
1. Press Release
2. Press Conference
3. Press Room
4. Press Tour
5. Press Reception
2. GOVERNMENT RELATIONS (Hubungan
dengan pihak pemerintah)
Kegiatan public relations dalam rangka mengatur dan memelihara hubungan dengan
pemerintah, baik pemerintah pusat maupun daerah atau dengan jawatan-jawatan
resmi yang berhubungan dengan kegiatan perusahaan.
• Bentuk hubungan Government Relations, antara lain :
1. Memberikan ucapan selamat hari jadi pemerintah, pemerintah daerah atau kota.
2. Pengiriman agenda bagi instansi-instansi pemerintah terkait.
3. Mengadakan kegiatan kesenian, olah raga, mensponsori kegiatan baik dalam
konteks nasional maupun internasional dalam rangka mengharumkan nama bangsa.
4. Mengundang pejabat pemerintah untuk meresmikan suatu acara perusahaan.
5. Melakukan kegiatan lobby secara baik dengan pihak pemerintah untuk
memperlancar suatu kegiatan perusahaan.
3. COMMUNITY RELATIONS (Hubungan
dengan masyarakat sekitar)
Public relations dalam rangka
mengatur dan memelihara hubungan baik dengan masyarakat setempat, yang
berhubungan dengan kegiatan-kegiatan perusahaan. Yang dimaksud dengan community
disini adalah masyarakat sekitar/masyarakat setempat/tetangga.
• Kegiatan community relations yang harus dilaksanakan, misalnya :
1. Memberikan beasiswa bagi yang memerlukan khususnya bagi masyarakat
sekeliling perusahaan.
2. Mendirikan sekolah-sekolah dalam usaha menggalakan pendidikan.
3. Mendirikan asrama-asrama bagi mereka yang memerlukan
4. Mendirikan tempat ibadah.
5. Mengadakan pembagian makanan, dll.
4. SUPPLIER RELATIONS (Hubungan
dengan pemasok)
Kegiatan public relations dalam
rangka mengatur dan memelihara hubungan dengan para investor agar segala
kebutuhan organisasi/perusahaan/instansi dapat diterima dengan baik.
5. CONSUMER RELATIONS (Hubungan
dengan pelanggan)
Kegiatan public relations dalam rangka mengatur dan memelihara hubungan baik
dengan para konsumen agar produk yang kita buat dapat diterima dengan baik oleh
para konsumen. Salah satu kegiatan mengadakan hubungan baik dengan consumer
sama dengan costumer yaitu dengan pelayanan melalui iklan, karena disamping
mempromosikan hasil produksi perusahaan yang tentunya memberikan keuntungan di
pihak perusahaan juga ada keuntungannya bagi pihak consumer yaitu bagi pihak
consumer merupakan input tentang bagaimana barang tersebut digunakan dan apa
keuntungannya jika consumer menggunakan barang tersebut.
• Kegiatan Costumer Relations
diantaranya adalah :
1. Memberikan ucapan selamat hari
raya kepada pelanggannya.
2. Memberikan ucapan selamat tahun baru untuk nasabah.
3. Pemberian kalender
4. Pemberian buku telepon
5. Melakukan publisitas
6. Memberikan informasi kegiatan periklanan
7. Memberikan potongan harga, dll
6. EDUCATIONAL RELATIONS (Hubungan
dengan bidang pendidikan)
Kegiatan public relations dalam rangka mengatur dan membina hubungan baik
dengan lembaga-lembaga pendidikan. Misalnya:
1. Memberikan sumbangan dana untuk pendidikan
2. Memberikan sumbangan untuk pembangunan sekolah
3. Memberikan beasiswa
4. Menjadi bapak asuh bagi siswa berprestasi, dsb.
7. GENERAL RELATIONS (Hubungan
dengan masyarakat umum)
Mengatur dan membina hubungan baik dengan public umum sehingga produk/jasa dari
perusahaan kita dapat menjadi perhatiannya dan selanjutnya public umum ini
dapat menjadi konsumen/pelanggan kita.
8. Employee Relations
Salah satu bentuk hubungan dalam
public relations yang mengatur hubungan
antara perusahaan dan para karyawannya adalah employee relations. Employee
relations dilakukan antara lain adalah untuk menciptakan bentuk hubungan atau
komunikasi dua arah yang baik antara pihak manajemen dengan para karyawannya
dalam upaya membina kerjasama dan hubungan yang harmonis di antara keduanya.
Regular meeting merupakan bentuk dari employee relations yang dilakukan
perusahaan
untuk membentuk iklim komunikasi yang positif. PT Astra International
Tbk-Peugeot
Sales Operation Cilandak adalah perusahan yang secara rutin melakukan aktivitas
employee relations dalam bentuk regular meeting. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui apakah terdapat hubungan antara variabel employee relations dan
variabel
kepuasan komunikasi.
Frank Jefkins mengatakan bahwa komunikasi internal (lebih lanjut disebut
sebagai komunikasi pegawai atau employee relations) memiliki tiga bentuk, yang
pertama adalah komunikasi ke bawah yaitu komunikasi dari pihak pimpinan kepada
karyawan. Kedua adalah komunikasi ke atas, yaitu komunikasi yang berlangsung
dari
karyawan kepada atasannya. Ketiga adalah komunikasi sejajar, yaitu komunikasi
yang
berlangsung antar sesama pegawai. Sedangkan Redding menyebutkan bahwa kepuasan
komunikasi adalah semua tingkat kepuasan seorang karyawan mempersepsi
lingkungan
komunikasi secara keseluruhan.
9. Media Relations
Media melibatkan hubungan bekerja
dengan berbagai media untuk tujuan menginformasikan publik, kebijakan misi
organisasi dan praktek secara positif, konsisten dan kredibel. Biasanya, ini
berarti koordinasi langsung dengan orang yang bertanggung jawab untuk
memproduksi berita dan fitur di media massa. Tujuan hubungan media adalah untuk
memaksimalkan cakupan positif di media massa tanpa membayar untuk itu secara
langsung melalui iklan
Orang menggunakan istilah public
relations dan media relations bergantian, namun melakukannya tidak benar.
Hubungan Media lihat hubungan bahwa sebuah perusahaan atau organisasi
mengembangkan dengan wartawan, sedangkan hubungan masyarakat memperpanjang
bahwa hubungan luar media untuk masyarakat umum.
Publik Eksternal Dan Bentuk
Hubungan Eksternal Lembaga Pendidikan
a. Publik Eksternal suatu Lembaga Pendidikan
1. Publik Pers (Press Public)
2. Publik Pemerintahan (Government Public)
3. Publik Umum (General Public)
4. Publik Alumni (Alumni Public)
5. Public Pemberi Dana Pendidikan (Donor Public)
6. Publik Bidang Pendidikan (Educational Public), dsb.
b. Hubungan Eksternal Lembaga
Pendidikan
1. Hubungan Pers (Press Relations)
2. Hubungan Pemerintahan (Government Relations)
3. Hubungan Umum (General Relations)
4. Hubungan Alumni (Alumni Public)
5. Hubungan Pemberi Dana Pendidikan (Donor Relations)
6. Hubungan Bidang Pendidikan (Educational Relations), dsb
Comments
Post a Comment